Sebelum melanjutkan artikel tentang Kiamat dan apa yang terjadi pada 28 September 2015, admin Detik Info menghimbau bagi pembaca untuk menelaah secara ilmu dan agama masing-masing. Karena admin berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang ada dan terjadi di seluruh alam semesta ini adalah rahasia sang Pencipta, dimana tidak ada satu makhlukpun yang bisa memprediksi secara tepat menurut tingkat akal dan ilmunya belaka. Mari kita lanjutkan pembahasan tentang isu kiamat pada fenomena alam di tanggal 28 September 2015.
Ada 3 kejadian astronomi yang akan melibatkan Bulan pada tanggal 28 September 2015. Apa itu ? Gerhana Bulan total, Gerhana Tetrad dan jarak terdekatnya ke bumi. Kejadian seperti itu memicu berbagai spekulasi tentang interpretasi kejadian kosmik dengan adanya pertanda kiamat.
Dimana pada 28 September 2015 Bulan akan bergerak masuk ke dalam bayangan paling gelap bumi dimana hal tersebut dikenal sebagai Gerhana Bulan total. Gerhana Bulan ini hanya dapat terlihat di 3 benua yaitu Amerika, afrika dan Eropa.
Pada kejadiannya nanti, karena bulan berada dalam bayang-bayang bumi namun tidak akan membuat bulan hilang dari pandangan kasat mata. Daerah berbentuk kerucut ini masih mendapat sinar cahaya berwarna merah temaram dimana warna merah ini sejatinya merupakan sinar matahari yang dipendarkan oleh atmosfer bumi dan merambat ke dalam kerucut bayangan bumi serta menciptakan fenomena warna merah darah ( Blood moon ).
Menurut ahli Astronomi, Neil deGrasse Tyson dari dari American Museum of Natural History mengungkapkan "warna merah dari fenomena bulan tersebut warna merahnya sangat indah, seperti warna kelopak mawar. Namun apel juga berwarna merah tapi bagi sebagian orang menyebutnya warna merah darah atau blood moon.
Menurut NASA ( National Aeronautics and space administration ), Fase Gerhana bulan total nantinya akan berlangsung selama 1 jam 11 menit, dan selama itu pula bulan yang semula warnanya putih terang akan berubah menjadi merah 'darah'. Puncak terjadinya pasa pukul 09.47 WIB
Kejadian unik dan langka ini bisa disebut dengan Tetrad, dimana istilah tetrad yaitu menandai gerhana bulan total yang terjadi empat kali secara berturut-turut. Tetrad yang terjadi pada fase urutan keempat nanti menandai urutan sejak april 2104, Oktober 2014, april 2015 serta september 2015.
Kejadian tersebut menjadikan beberapa pemuka agama mengeluarkan statement adanya kiamat, misalnya yang dilansir berita mirror yang menyebutkan bahwa pendeta kristen John Hagee dari Cornerstone Church di san Antonio, Texas menyebut Gerhana matahari Tetrad menjadi pertanda kiamat dengan menghubungkannya dengan kisah di Alkitab.
Namun Tyson, yang dikenal sebagai astronom menyanggah ramalan adanya kiamat tersebut, Dia menyatakan bahwa kejadian warna merah pada bulan merupakan fenomena alam dan kejadian astronomi biasa. Menurut Tyson, para agamawan kerap menjadikan peringatan tentang kiamat dalam waktu dekat pada skala yang masih bisa dijangkau usia manusia."agamawan tidak bakalan mendapat pengikut jika menyebut dunia berakhir dalam ribuan tahun kedepan karena tidak menimbulkan rasa kegentingan,"ujarnya.
Di dalam studi Bintang. Perkiraan kehancuran Bumi akan terjadi 5 milliar tahun kedepan. Dengan mempelajari milliaran bintang yang ada di galaxy para astronommempunyai keyakinan bahwa matahari akan kehabisan bahan bakar dan akan membengkak menjadi raksasa merah. Kala itulah kehidupan terpanggang gaas panas permukaan matahari.
Dari berbagai statemen baik itu dari agamawan maupun ahli astronomi diatas bagaimanapun juga harus ditanggapi dengan arif sesuai kadar keilmuan maasing-masing. bagi yang percaya tentang ramalan kiamat tentu akan meng-amininya dan bagi yang tidak mempercayainya tentu tetap pada pendiriannya. Bagaimana dengan anda ?
2 komentar
ramalan kiamat sampai sekarang masih suka meleset jauh, memang yang tau waktu kiamat hanyalah sang pencipta ya mbak..
Alah itu bohong,gak percaya gue.Yang tau hanya Tuhan.Udah bnayak ramalan kiamat tapi gak bener malah meleset jauhh..masih aja suka ngramal kiamat
Emoticon Emoticon