Detikinfo Ekonomi kali ini akan membahas tentang perbedaan antara menajemen usaha retail modern Konvensional dengan retail Modern. Dimana saat ini sudah banyak sekali beberapa usaha Retail baik kelas bawah, menengah sampai retail kelas kakap sudah memfungsikan dirinya untuk membuat manajemen Modern yang sudah banyak diadopsi oleh beberapa Negara maju.
Saya akan membatasi pembahasan mengenai manajemen sebuah retai yang bergerak dalam bidang jual beli seperti minimarket, Toko kelontong, Supplier produk bahan pokok dan sejenisnya ditilik dari kacamata manajemen modern dan konvensional.
Sebelum masuk ke pembahasan tentang topik diatas, saya akan sedikit bertanya kepada pembaca semua, Ketika anda membeli sebuah produk di sebuah minimarket dan di akhir belanja anda berhadapan dengan kasir yang menggunakan pernagkat komputer sebagai alat untuk mempermudah transaksi lengkap dengan scanner barcode, apa yang anda fikirkan ? Tentu saja bila saya menjawab toko tersebut sudah canggih karena sudah terkomputerisasi, mungkin jawaban anda juga senada dengan saya.
Mungkin di lain tempat ada minimarket yang hanya mengandalkan ingatan dan catatan dari Notes ( tulisan tangan ) untuk mencari harga suatu produk jualannya, tentu anda akan berfikiran kalau minimarket tersebut ketinggalan jaman dan kuno walaupun pegawainya sudah berseragam dan menerapkan SOP yang terlihat modern.
Dari contoh diatas kita sudah mendapat gambaran bagaimana sebuah usaha itu dijalankan dengan tidak hanya berbekal 'ingatan' namun juga sudah memperingan kinerja otak kita untuk sekedar menghafal harga suatu produk. Lebih baik membuat master Barang lengkap dengan detailnya di sebuah database Komputer daripada harus menuliskan di lembarab buku yang nantinya akan menyita waktu dan tenaga anda. Tidak Efisien bukan ?
Nah, Sedikit gambaran tentang usaha retail yang sudah terkomputerisasi dan manual diatas, admin akan menjelaskan apa saja beda manajemen Retail Modern Murni dengan menajemen retail Modern Konvensional seperti di bawah ini.
Manajemen Retail Modern Murni
1. SDM (Sumber daya Manusia) yang memenuhi standart Operational yang baku, Dimana setiap karyawan harus selalu tunduk pada aturan tertulis (baku) layaknya Undang-undang. Setiap aturan ketat mengikat kepadda seluruh jajaran. Contoh, Bila karyawan diharuskan masuk jam 7 pagi dan bila terlambat 3 kali maka akan dikeluarkan maka hal tersebut benar-benar dilaksanakan tanpa ada perkecualian.
2. Perangkat Pendukung yang berstandar Retail modern, dalam hal ini contoh sistem yang input barang, penjualan, pembelian, kas keluar masuk, Gaji karyawan, Jadwal Libur dan sebagainya, semua masuk dalam sistem database komputer dan dimonitoring oleh staf khusus yang menangani hal tersebut.
3. Standart Gaji yang memenuhi kriteria UMR.
4. Alur Keuangan jelas dan terpadu
5. Standart kualitas karyawan memenuhi standart baku sebuah perusahaan
Manajemen Retail Modern Konvensional
1. Menajemen SDM kurang begitu ketat walaupun sudah menerapkan aturan Tertulis dan baku. Adanya pengecualian dalam beberapa kasus tertentu biasanya terjadi karena kurang ketatnya penegakan aturan terhadap jajaran Karyawan. Bahkan pemilik retailnya-pun biasanya yang memulai dari awal kasus-kasus manajemen sistem yang sedikit longgar ini. Contoh, Bila di dalam aturan setiap karyawan yang menghadapi konsumen harus selalu menawarkan produk promo namun bila karyawan tersebut tidak sesekali tidak melakukannya akan dianggap suatu kejadian yang wajar dan tidak dijatuhi hukuman, disinilah letak kelonggaran yang bisa dimanfaatkan para karyawan untuk mencari celah aturan yang ada.
2. Kalau Murni Konvensional, tidak ada sistem komputerisasi. Namun dalam hal ini Retail Modern Konvensional sudah mempunyai Komputer sebagai pendukung kinerja namun tidak dioptimalkan secara menyeluruh. Contoh, Walau semua barang keluar masuk, pembelian sampai penjualan sudah tercatat namun masih ada beberapa kriteria yang seharusnya masuk ke sistem komputer tidak dilakukan seperti manajemen libur, pembagian shift, kalkulasi untung rugi dan sebagainya tidak dioptimalkan sehingga menjadi suatu laporan yang bisa digunakan untuk mereview kinerja yang ada.
3. Standart Gaji Fleksible dan cenderung tidak memenuhi kriteria UMR yang ada.
4. Alur keuangan cenderung tidak termanage dengan baik.
5. Standart karyawan terlalu fleksibel, contoh ada titipan pelamar dari keluarga dekat dengan standart pendidikan yang tidak sesuai perusahaan sekalupun tetap dimasukkan.
Dari beberapa poin tentang perbedaan Manajemen retail Modern Murni dan retail Modern konvensional diatas tentunya masuh banyak lagi aspek-aspek yang membuat perbedaan antara keduanya. Semoga ulasan diatas bermanfaat bagi pembaca semua.